Sabtu, 15 November 2014

Selamat ulang tahun, bu


Apa yang kuberikan untuk mama
Untuk mama tersayang
Tak kumiliki sesuatu berharga
Untuk mama tercinta

Hanya ini kunyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah nada sederhana
Lagu cintaku untuk mama

Apa yang kuberikan untuk mama
Untuk mama tersayang
Tak kumiliki sesuatu berharga
Untuk mama tercinta

Hanya ini kunyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah nada sederhana
Lagu cintaku untuk mama

Walau tak dapat selalu ku ungkapkan
Kata cinta ‘tuk mama
Namun dengarlah hatiku berkata
Sungguh kusayang padamu mama

Hanya ini kunyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah nada sederhana
Lagu cintaku untuk mama

(Cover by D)




Selamat ulang tahun, bu.

Sederet kalimat singkat yang kau ucapkan di jejaring sosial yang baru kubaca hari ini.

Teringat pada hari itu, entah kenapa kau malah mengirimiku voice note Lagu Cinta Untuk Mama.

Ah, saat mengetahuinya sekarang.

Terbesit ingin tahu lebih lagi tentangmu, tentang Ibumu, tentang keluargamu, tentang apakah kau juga menyanyikan langsung lagu cinta itu kepada Ibu?

Ah membayangkan saja sudah cukup membuatku tersenyum, membayangkan kamu yang malu-malu , menyembunyikan ekspresimu dibalik kacamata tebal dan bintik wajahmu yang manis.

Dan tentu saja jika kau menundukkan muka, dan aku disitu saat itu. Aku pasti masih bisa melihatnya.


Dan teruntuk Ibu,

Terima kasih telah melahirkan Seorang Putra yang begitu, ah kau pasti tahu sendiri apa yang kumaksud, Bu. Ibu pasti lebih mengenalnya daripada aku.

Kudoakan semoga Ibu sekeluarga sehat selalu, panjang umur, berbahagia, dan selalu dilimpahkan berkah dan rakhmat oleh Allah SWT.

Amin.


Aku sayang Ibu juga,

Sayang mamaku juga,

Sayang kamu juga.

Mungkin.




Sudah mandi, di hari minggu yang cerah, jam 10.30 WIB