Aku sudah bisa mandi sendiri. Makan-makan sendiri.
Walaupun nyuci baju sendiri baru sebatas dalam permainan barbie.
Di rumah yang aku tinggali ini, rumah nenek dari pihak ayahku.
Ada bak mandi yang besar sekali untuk ukuran anak kecil nan imut sepertiku.
Dan bagi bangsa semut, mungkin salah satu provinsi kepulauan di negara mereka.
Oya, Sering kali aku tergoda untuk nyebur ke bak mandi yang menurut imajinasiku bagaikan kolam tanding di gelanggang renang ancol itu.
Hingga suatu hari di musim panas, yang merupakan waktu bermain yang asyik
Bak itu bagaikan memanggil namaku, agar masuk kedalamnya
Aku pun ngeces.
bukan ngeces hp tentunya, karena tentu saja di kamar mandi tidak ada stop kontak dan aku belum punya hp tentu saja
Tak tahan, Aku pun nyebur.
Aku juga berendam dengan anggunnya, berkhayal pula seperti bintang iklan lux
Jika ada orang yang seperti memasuki area kamar mandi, aku akan berpura-pura sedang mengguyur.
Oh tentu saja aku hebat soal itu.
Tiba-tiba saat asyik berendam aku merasa ingin pipis, aku buru-buru keluar dari bak mandi.
Mudah2n tidak keluar pipisku disitu biarpun beberapa tetes.
Ini harapanku.
Malam harinya, sebelum tidur aku melihat kakakku menggosok gigi.
Ia berkumur-kumur dengan air di bak mandi. Teringat perihal pipisku, reflek aku berteriak.
Kakakku kaget dan keselek.
Air bak mandinya terminum juga olehnya.
Bukan hanya air bak mandi secara umumnya saja, tapi juga itu berarti air yang mengandung rendamanku.
Bekas rendaman kakiku, bahkan seluruh badanku, airnya terminum olehnya.
Dan itu tandanya,
Selamat kak! Kakak akan jadi kakak yang berbakti! :))
PS: Kalau ada mitos tentang minum air rendaman orang tua bisa jadi anak berbakti, jangan percaya.
Buktinya setelah kakakku meminum air rendamanku, tak ada tanda-tanda kakakku menjadi berbakti kepadaku. Sampai sekarang.
Dan kalau mitos itu memang benar, mungkin semua kolam renang baik untuk sarana "kebaktian umum".